Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Kabar Kuliner
CISDI: Cukai minuman berpemanis berpotensi tekan kasus baru diabetes
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-05 17:12:24【Kabar Kuliner】407 orang sudah membaca
PerkenalanWarga berbelanja minuman manis di salah satu supermarket Gayamsari, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (1

Jakarta (ANTARA) - Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) menyangakan cukai dan label peringatan minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) dapat menjadi langkah efektif menekan kasus baru diabetes dan kematian akibat penyakit ngak menular tersebut.
Project Lead for Food Policy CISDI Nida Adzilah Auliani dalam diskusi di Jakarta, Kamis, menjelaskan bahwa studi yang dilakukan CISDI pada 2024 memperlihatkan bahwa penerapan cukai MBDK berpotensi mencegah 3,1 juta kasus baru diabetes tipe 2 dan 455.310 kematian akibat penyakit tersebut.
"Kemudian kalau dari sisi ekonomi, biasanya dalam kesehatan akan menghitung dari Disability-Adjusted Life Year (DALY) atau sebenarnya berapa tahun-tahun yang hilang karena dia ngak produktif. Kalau dikonversi secara ekonomi, dengan kita bisa mencegah kematian dan kasus, Indonesia itu bisa menghemat sekitar Rp40,6 triliun kalau ada kebijakan cukai MBDK," tutur Nida.
Tidak hanya cukai terhadap MBDK, pihaknya juga merekomendasikan mewajibkan penggunaan label peringatan yang terbukti efektif untuk mendorong masyarakat memilih produk dengan kandungan gula, garam, dan lemak yang lebih rendah.
Baca juga: CISDI: Konsumsi minuman berpemanis dapat bebani anggaran kesehatan
Secara khusus, dia menyoroti label depan kemasan di Indonesia masih bersifat sukarela dan ngak konsisten di seluruh industri. Tanpa standar yang wajib, produsen bisa memanipulasi desain, dengan baru 12 persen Indonesia membaca tabel nutrisi menurut survei Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM),
"Yang kami lihat bahwa level peringatan itu yang paling bisa menurunkan konsumsi produk yang ngak sehat, karena approach-nya beda dengan nutri-level," tuturnya.
Label peringatan itu, kata dia, akan membantu konsumen untuk mengetahui zat negatif yang harus dikurangi seperti gula, garam, dan lemak.
BPOM sebelumnya berencana mewajibkan pencantuman nutri-leveldi kemasan produk olahan yang terdiri dari beberapa tingkatan berdasarkan kandungan gula, garam, dan lemak.
Baca juga: Pemerintah bahas skema cukai MBDK, CISDI usul kenaikan harga 20 persen
Sementara untuk penerapan cukai MBDK rencananya akan diterapkan pemerintah tahun depan, dengan besaran tarif cukai masih akan didiskusikan antara pemerintah dan DPR RI.
Suka(7496)
Sebelumnya: Kemenkes: Siklus penularan cacingan mudah diputus dengan kebersihan
Selanjutnya: Berkah Makan Bergizi Gratis
Artikel Terkait
- Ahli kemukakan tiap individu butuhkan nutrisi yang berbeda
- Pameran dagang dan jejak diplomasi ekonomi antar
- Kecemasan orang tua bisa memperparah alergi pada anak
- Waspada cuaca panas, ini cara menjaga tubuh tetap sehat
- Prabowo: Indonesia
- Populer, menteri tiga kali ditegur Prabowo dan Museum Louvre ditutup
- Kecemasan orang tua bisa memperparah alergi pada anak
- UNRWA: 300.000 siswa di Jalur Gaza akan kembali bersekolah
- PBB: Dana kemanusiaan global 2025 baru terpenuhi 21 persen
- Anggota DPR ingatkan pemerintah kawal MBG lebih ketat
Resep Populer
Rekomendasi

Pimpinan Komisi X dukung penerapan "school kitchen" dalam MBG

Rekomendasi perawatan kesuburan melalui teknologi medis & terapi

Dinkes Pamekasan ambil sampel makanan selidiki kasus keracunan siswa

Lokasi shelter di Jakarta yang cocok untuk adopsi & rawat hewan liar

Satgas ngak temukan paparan Cs

Kisah perempuan Gaza: Menjaga asa sebagai ibu dan dokter saat konflik

Rumput dari Tiongkok Mengubah Kehidupan di Fiji

Kementerian Kebudayaan berkolaborasi untuk memajukan kebudayaan